Sudah tercatat dalam sejarah bahwa Muhammad sudah menyandang gelar yatim piatu dari mulai usia beliau 6 tahun setelah ditinggal oleh ibundanya siti aminah. Kemudian Nabi diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, dan setelah beliau wafat pengawasannya diambil alih oleh paman beliau Abu Thalib. Muhammad tumbuh menjadi pemuda yang mapan, jujur, dan amanah. Sehingga beliau mendapat gelar al amin dan as siddik di kalangan kaum qurays.
Muhammad tumbuh dibawah bimbingan Abu Thalib dan banyak belajar bisnis perdagangan dari pamannya. Usianya baru mencapai 12 tahun, namun Muhammad sudah pernah ikut pamannya berdagang ke Syiria. Seiring berjalannya waktu Muhammad mulai berfikir, beliau tahu pamannya bukanlah orang yang berkecukupan, dan hal inilah yang menjadi pertimbangan Muhammad untuk memulai bisnis secara mandiri.
Menjadi seorang pembisnis bukanlah hal yang sulit bagi Muhammad, karna beliau sudah punya bekal ketika hidup ikut serta bersama pamannya ke syiria. Beliau memulai usahanya dengan skala yang kecil, sebelum melakukan syirikat bersama Khadijah.
Muhammad bukanlah orang yang banyak modal, namun hal tersebut bukanlah hambatan untuk bisnisnya. Muhammad dengan sangat mudah mendapatkan modal dari janda janda kaya dan harta anak anak yatim yang tidak mampu mereka kelola. Pada saat itu masyarakat sangatlah percaya dan beliau mendapat sambutan yang sangat baik untuk mengelola harta mereka dengan prinsip kerja sama.
Dianatara pemilik modal Khadijahlah yang menjalankan bisnisnya dengan agen agen besar berdasarkan jenis kontrak yang disepakati. Salah satu mitranya adalah Muhammad. Sejak itu Muhammad mempunyai peluang yang sangat luas untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, dengan pemberian upah (fee based) ataupun dengan sistem bagi hasil (profit sharing) praktik inilah yang sekarang dekenal dengan akad mudharobah dalam sistem Ekonomi Islam.
Dalam usianya yang masih muda, Muhammad sudah mampu menjalankan bisnisnya keseluruh jazirah arab antara lain: Yaman, Syiria, Busra, Iraq, Yordania, bahrain, dan Muhammad pun menjadi manajer perdagangan khadijah ke dibeberapa ekspedisi kelompok dagangnya.
Ada sebuah riwayat yang mengisahkan bahwa Rabit bin Badr pernah melakukan kerja sama dengan Muhammad. Setelah beberapa lama, keduanya pernah berjumpa kembali Muhammad mengatakan,”apakah engkau mengenaliku?” ia menjawab,”kau pernah menjadi mitraku dan mitra yang paling baik pula. Engkau tidak pernah menipukudan tidak pernah berselisih denganku.”
Kisah di atas telah menjadi cerminan bagi kita ummatnya betapa beliau (Muhammad) menjadi patner yang paling baik, karna sifat jujurnya dan amanahnya. Beliau tidak pernah melakukan kecurang, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa Nabi Muhammad adalah pelaku ekonomi yang paling baik sepanjang sejarah peradaban Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar